






Gambar 3 menunjukkan bahwa BA secara signifikan menghambat edema kaki akut yang ditimbulkan oleh injeksi karagenan melalui aplikasi topikal. Data dari hewan yang diobati dengan BA dengan dosis 1,25, 2,5 dan 3,75 mg/kaki (aplikasi tunggal) pada interval waktu yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam edema kaki dibandingkan dengan hewan yang diobati dengan pembawa pada titik waktu yang sama. Hasil dosis yang sama dengan aplikasi BA ganda menunjukkan penghambatan yang lebih baik terhadap pembengkakan kaki. Demikian pula, ketika BA diterapkan 45 menit sebelum dan 1, 2 dan 3 jam setelah injeksi karagenan, efeknya sangat signifikan dibandingkan dengan dua kondisi awal (Gambar 4).

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa BA memiliki efek antiulkus yang bergantung pada dosis terhadap berbagai model eksperimen. Hal ini menunjukkan tingkat penghambatan skor ulkus yang berbeda terhadap berbagai agen ulserogenik. Skor ulkus terhadap berbagai agen pemicu ulkus yaitu ligasi pilorus, etanol/HCl, asam asetilsalisilat (akut dan kronis), indometasin dan stres penahan dingin, dihambat masing-masing sebesar 39%, 38%, 51%, 31%, 37% dan 42% pada dosis 250 mg/kg.

Monoterapi dengan asam boswelik (250 dan 500 mg/kg/hari) menyebabkan penurunan signifikan pada berat tumor padat EAC (masing-masing penurunan ≈ 46 dan 48%) dibandingkan dengan kelompok kontrol EAC. Selain itu, kombinasi doksorubisin dengan asam boswelik pada dosis yang berbeda (125, 250 dan 500 mg/kg/hari) menghasilkan penurunan signifikan pada massa tumor padat EAC dibandingkan dengan kelompok kontrol EAC, kelompok doksorubisin, serta asam boswelik yang sesuai dengan monoterapi (Gbr. 1A).

Penelitian ini menyelidiki efek asam boswelik pada pembelajaran spasial dan gangguan memori yang disebabkan oleh trimetiltin (TMT) pada tikus Wistar. Pengobatan dengan TMT mengganggu pembelajaran dan memori, dan pengobatan dengan BA pada dosis 160 mg/kg menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan belajar dan memori dalam tugas labirin air.